Setiap tahun umat muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri atau hari kemenangan setelah sebelumnya menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh yang dilanjutkan dengan kegiatan tradisi pulang kampung (Mudik).
Sebagian umat muslim menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan suka cita dan sebagian lagi dengan kondisi prihatin terutama apa yang dialami kaum duafa atau yang tidak mampu, hal tersebut terjadi karena biaya yang harus disiapkan jumlahnya tidak sedikit, mulai dari biaya beli baju baru, biaya konsumsi dan biaya transportasi mudik.
Bagi pegawai atau pekerja tetap mungkin soal biaya memang bukan masalah karena perusahaan memberikan THR minimal satu kali gaji, akan tetapi bagi kaum fakir miskin yang notabene bekerja lepas hanya mengandalkan sisa hasil jerih payah sendiri yang terkadang hanya pas-pasan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.
Tekanan psikologis ini terkadang berdampak terhadap perilaku yang berbeda-beda tergantung bagaimana mereka menyikapi Hari Raya Idul Fitri, ada yang rela menjadi pengemis dan yang lebih exstrimnya lagi ada yang berbuat kriminalitas dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan Hari Raya.
Sebenarnya hakikat Hari Raya Idul Fitri adalah berarti kembali kepada Fitri atau kembali suci namun terkadang masih banyak yang kurang memaknai dan menghargai Hari Raya Idul Fitri dengan pemikiran yang salah.
Sumber : editor | Kumpulan Informasi Menarik | Foto : ilustrasi (getty images)
Tags : Warna Kehidupan, Akidah
0 comments:
Post a Comment