HOBI membersihkan rumah? Itu pertanda Anda memiliki kehidupan seks yang lebih aktif. Kok bisa? Adakah korelasi antara pekerjaan rumah dengan kehidupan seks?
Penelitian teranyar yang dilansir The Sydney Morning Herald, Senin (25/1/2010) mengungkapkan mengenai fakta menarik seputar kebiasaan pasangan suami istri (pasutri) yang suka melakukan pekerjaan rumah. Pria yang melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga akan mendapatkan kehidupan seks yang lebih baik.
Penghargaan tersebut turut berlaku pada kaum hawa. Sebuah studi di Amerika Serikat yang melibatkan hampir 7.000 pasutri menunjukkan, pasangan yang rajin melakukan pekerjaan rumah tangga memiliki aktivitas seks yang tak kalah giatnya. Wow!
Dalam penelitian tersebut juga turut dipaparkan, pasangan yang mencurahkan banyak waktu untuk pekerjaan rumah tangga, masih membuat seks sebagai prioritas. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Family Issues, dan menyangkal pandangan bahwa gairah telah terbunuh mati ketika orang dilanda rasa letih.
"Ketika hidup menjadi sibuk dan waktu sangat sempit, terdapat pasangan yang memilih untuk giat dalam menyeimbangkan waktu. Sehingga komitmen di antara mereka dapat terjaga," kata penulis Constance Gager dari Montclair State University, New Jersey, dan Scott Yabiku dari Universitas Arizona.
Studi menunjukkan bahwa frekuensi seksual rata-rata pasutri yang giat melakukan pekerjaan rumah, sebanyak 82,7 kali sanggama dalam setahun, atau 1,6 kali dalam sepekan. Meskipun ada variasi yang luas. Usia dan durasi frekuensi senggama para partisipan, seperti yang dilakukan umat Katolik daripada umat Protestan.
Dalam studi tersebut mengungkapkan, kehadiran anak kecil dianggap mengurangi frekuensi berhubungan intim. Namun, anak-anak yang lebih tua lebih sering dikaitkan dengan lebih banyak seks yang dilakukan orang tuanya.
Para wanita mengerjakan pekerjaan rumah tangga rata-rata 41,8 jam sepekan, hampir dua kali lebih banyak dari waktu bekerja pria. Belum lagi dengan tambahan jam kerja yang dibayar sebanyak 19,7 jam, dengan total keseluruhan 61,5 jam kerja, dibandingkan dengan laki-laki yang hanya menghabiskan waktu 57,1 jam untuk total jam kerja.
Uniknya, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah tangga, semakin banyak waktu untuk seks. Sedangkan, studi tersebut juga menemukan bahwa wanita dan pria yang malas melakukan pekerjaan rumah tangga, dan hanya menghabiskan waktu 16 jam dan dua jam sepekan, mereka mengharapkan untuk melakukan hubungan seks lebih dari 15 kali dalam setahun.
Selain itu, pria dan wanita pekerja yang menghabiskan lebih banyak untuk bekerja, lebih memiliki aktivitas seks yang banyak. Sehingga, pimpinan penelitian menyimpulkan bahwa orang mungkin unggul di beberapa daerah.
Barbara Pocock, Direktur Pusat Kerja dan Hidup di University of South Australia, melakukan sebuah studi terhadap kaum wanita pekerja Australia. Dalam studi tersebut menemukan, bahwa rasa kebencian atas suatu tugas yang dipikul dapat membunuh libido.
"Perasaan wanita tentang suami mereka dibentuk oleh persepsi keadilan di seluruh pekerjaan rumah tangga. Jika faktor kebencian tinggi saat itulah kehidupan seks mereka tidak besar. Seks terbaik dapat membantu seorang pria menggunakan vacuum cleaner," kata Barbara.
Dia juga bertanya-tanya tentang kehidupan seks wanita -sekitar sepertiga- yang mengatakan bahwa mereka merasa hampir selalu terburu-buru dan terdesak waktu ketika senggama. Terutama ibu-ibu yang melakukan lebih dari 20 jam per pekan dari pekerjaan yang dibayar.
Bukan tanpa sebab, bila penelitian ini akhirnya menjadi sebuah kontroversi. Pasalnya, para peneliti AS mengatakan studi ini sama halnya dengan menghancurkan teori bahwa waktu yang digunakan untuk kegiatan tertentu, seperti bekerja atau pekerjaan rumah tangga harus dibagi untuk prioritas lainnya, seperti seks.
Para peneliti tersebut menilai, bahwa seks bisa juga dipercepat dan sangat tidak memuaskan, walaupun secara frekuensi sanggama dalam angka sangat tinggi.(nsa)
Penelitian teranyar yang dilansir The Sydney Morning Herald, Senin (25/1/2010) mengungkapkan mengenai fakta menarik seputar kebiasaan pasangan suami istri (pasutri) yang suka melakukan pekerjaan rumah. Pria yang melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga akan mendapatkan kehidupan seks yang lebih baik.
Penghargaan tersebut turut berlaku pada kaum hawa. Sebuah studi di Amerika Serikat yang melibatkan hampir 7.000 pasutri menunjukkan, pasangan yang rajin melakukan pekerjaan rumah tangga memiliki aktivitas seks yang tak kalah giatnya. Wow!
Dalam penelitian tersebut juga turut dipaparkan, pasangan yang mencurahkan banyak waktu untuk pekerjaan rumah tangga, masih membuat seks sebagai prioritas. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Family Issues, dan menyangkal pandangan bahwa gairah telah terbunuh mati ketika orang dilanda rasa letih.
"Ketika hidup menjadi sibuk dan waktu sangat sempit, terdapat pasangan yang memilih untuk giat dalam menyeimbangkan waktu. Sehingga komitmen di antara mereka dapat terjaga," kata penulis Constance Gager dari Montclair State University, New Jersey, dan Scott Yabiku dari Universitas Arizona.
Studi menunjukkan bahwa frekuensi seksual rata-rata pasutri yang giat melakukan pekerjaan rumah, sebanyak 82,7 kali sanggama dalam setahun, atau 1,6 kali dalam sepekan. Meskipun ada variasi yang luas. Usia dan durasi frekuensi senggama para partisipan, seperti yang dilakukan umat Katolik daripada umat Protestan.
Dalam studi tersebut mengungkapkan, kehadiran anak kecil dianggap mengurangi frekuensi berhubungan intim. Namun, anak-anak yang lebih tua lebih sering dikaitkan dengan lebih banyak seks yang dilakukan orang tuanya.
Para wanita mengerjakan pekerjaan rumah tangga rata-rata 41,8 jam sepekan, hampir dua kali lebih banyak dari waktu bekerja pria. Belum lagi dengan tambahan jam kerja yang dibayar sebanyak 19,7 jam, dengan total keseluruhan 61,5 jam kerja, dibandingkan dengan laki-laki yang hanya menghabiskan waktu 57,1 jam untuk total jam kerja.
Uniknya, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah tangga, semakin banyak waktu untuk seks. Sedangkan, studi tersebut juga menemukan bahwa wanita dan pria yang malas melakukan pekerjaan rumah tangga, dan hanya menghabiskan waktu 16 jam dan dua jam sepekan, mereka mengharapkan untuk melakukan hubungan seks lebih dari 15 kali dalam setahun.
Selain itu, pria dan wanita pekerja yang menghabiskan lebih banyak untuk bekerja, lebih memiliki aktivitas seks yang banyak. Sehingga, pimpinan penelitian menyimpulkan bahwa orang mungkin unggul di beberapa daerah.
Barbara Pocock, Direktur Pusat Kerja dan Hidup di University of South Australia, melakukan sebuah studi terhadap kaum wanita pekerja Australia. Dalam studi tersebut menemukan, bahwa rasa kebencian atas suatu tugas yang dipikul dapat membunuh libido.
"Perasaan wanita tentang suami mereka dibentuk oleh persepsi keadilan di seluruh pekerjaan rumah tangga. Jika faktor kebencian tinggi saat itulah kehidupan seks mereka tidak besar. Seks terbaik dapat membantu seorang pria menggunakan vacuum cleaner," kata Barbara.
Dia juga bertanya-tanya tentang kehidupan seks wanita -sekitar sepertiga- yang mengatakan bahwa mereka merasa hampir selalu terburu-buru dan terdesak waktu ketika senggama. Terutama ibu-ibu yang melakukan lebih dari 20 jam per pekan dari pekerjaan yang dibayar.
Bukan tanpa sebab, bila penelitian ini akhirnya menjadi sebuah kontroversi. Pasalnya, para peneliti AS mengatakan studi ini sama halnya dengan menghancurkan teori bahwa waktu yang digunakan untuk kegiatan tertentu, seperti bekerja atau pekerjaan rumah tangga harus dibagi untuk prioritas lainnya, seperti seks.
Para peneliti tersebut menilai, bahwa seks bisa juga dipercepat dan sangat tidak memuaskan, walaupun secara frekuensi sanggama dalam angka sangat tinggi.(nsa)
sumber : lifestyle.okezone.com | Kumpulan Informasi Menarik | Foto : Man And Women
Tags : Gairah Seks
0 comments:
Post a Comment